Selasa, 09 September 2014

PEMENANG GIVEAWAY NOVEL KALILUNA : LUKA DI SALAMANCA

Sudah nungguin pengumuman pemenang Giveaway ya? Cukup sulit juga menentukan siapa pemenangnya karena semua bagus-bagus. Bagaimanapun saya harus memberi keputusan. Dan inilah para Pemenang giveaway Kaliluna : Luka di Salamanca.

1. Jam dinding dan novel
Indri Tedja
alasannya ulasannya tentang Arjuna memberi banyak pengetahuan dan menampilkan panah dari sisi dunia wayang. Bahasanya sederhana dan enak dinikmati. Berikut tulisannya

Ahli Memanah nya Pandawa : Arjuna.

Postingan ini niatnya buat ikutan Giveaway novel Kaliluna nya Mbak Ruwi Meita. Temanya adalah 'PANAH', apapun yang berhubungan dengan panahan, memanah. Niat ikutan tapi bingung mau nulis apa soal panah - memanah..... lalu kepikiran "hey, kenapa tidak menulis soal Arjuna saja?"
Iya, Arjuna.... mumpung sekarang lagi booming di TV, Arjuna hahaha...
wayang Arjuna versi Solo
sumber 
http://dianelrachma.blogspot.com/2013/01/pesona-arjuna.html
Arjuna ini satria penengah nya Pandawa, maksudnya dia ini anak tengah di Pandhawa, adik dari Yudhistira dan Bima, serta kakak dari Nakula - Sadewa, cuma beda ibu sih, Ibu Yudhistira, Bima, Arjuna itu Dewi Kunti. sementara Nakula - Sadewa, anak dari Dewi Madrim. 
Secara 'biologis', Arjuna adalah anak dari Dewa Indra.... ini karena kutukan Resi Kindama terhadap Prabu Pandu. Diceritakan Pandu memanah rusa yang tengah bermesraan, ternyata Rusa tersebut adalah Resi Kindama yang tengah bermesraan dengan istrinya, Prabu Pandu pun terkena kutukan tidak dapat berhubungan intim dengan kedua istrinya lagi........ cerita selanjutnya, kelahiran Pandawa dan sebagainya, kalau kalian mendalami Mahabarata atau nonton serialnya di salah satu TV swasta pasti tahu sendiri kan?
Nah, yang mau aku omongin disini adalah Arjuna sendiri. Satria satu ini banyak fans dari kalangan wanita. Bahkan, versi serial TV pun, pemerannya paling ganteng, jadi banyak fans! Dalam versi pewayangan, Arjuna disebut sebagai lelananging jagat..... istrinya banyak, selain dua istri yang terkenal dong ya : Sembadra dan Srikandi (dalam versi pewayangan, dalam versi India istri Arjuna : Subhadra, termasuk juga Drupadi yang menjadi istri kelima Pandawa). Lalu bidadari - bidadari kahyangan juga.
Seringkali Arjuna disebut sebagai simbol 'playboy', gara - gara banyak istri tadi... ih, kalau playboy kan gak pernah sampai dinikahin! 
Arjuna terkenal karena ganteng, karena istrinya banyak. Padahal ada aspek lain yang menarik dari Arjuna ini. Arjuna pemanah yang handal. Pesaingnya yang terberat adalah Karna, Adipati Karna, Basukarna. Kakaknya beda ibu, anak Dewi Kunti dari Dewa Surya. 
Aku suka Karna, karakter yang menurutku paling 'abu - abu' di Mahabarata. Tapi soal hero hero nan, aku suka Arjuna. Kenapa? Soalnya dia ini satria yang benar - benar gigih. Sudah begitu, dia paling tabah dan mampu menjalankan pengasingan dan pengembaraannya dengan teguh. Dia pernah dibuang selama bertahun - tahun, karena masuk ke kamar Drupadi dan Yudhistira untuk mengambil senjata busur Gandewa nya yang disimpan di sana. Padahal Drupadi saat itu jadi hak Yudhistira dan Pandawa yang lain tidak boleh ganggu dengan masuk ke kamar.  Dalam versi asli kan Drupadi jadi istri dari kelima Pandawa, aturannya Drupadi selama setahun jadi milik salah satu Pandawa, yang lain tidak boleh ganggu, kalau ganggu harus dapat hukuman, diasingkan. Maka dari itu Arjuna lalu diasingkan, karena 'mengganggu' Drupadi dan Yudhistira. Kemudian Arjuna menjalankan pengembaraan dalam pengasingannya, hukumannya dengan sabar dan sungguh - sungguh.
Lalu, waktu Arjuna memohon senjata. Arjuna terlebih dulu bertapa di Indrakila, kediaman sang ayah, Dewa Indra. Tapa nya benar - benar serius, dia tidak mempan diganggu oleh para bidadari cantik. Atas hal ini, Dewa Indra memberikan senjata sakti pada Arjuna. Lalu, setelah itu, Arjuna bertapa memuja Dewa Siwa. Dewa Siwa lalu menguji Arjuna dengan mengirim Babi Hutan, untuk menyeruduk, mengganggu tempat Arjuna bertapa. Arjuna lalu melepas anak panahnya, memanah babi hutan tersebut. Dewa Siwa, menyamar sebagai pemburu lalu juga memanah babi hutan, ternyata anak panah yang ada di tubuh babi hutan tersebut hanya ada satu panah saja, bukan dua. Padahal keduanya memanah babi hutan. Maka, Arjuna pun merasa kalau pemburu itu cuma mengklaim babi hutan hasil buruannya.... nggak terima dong, akhirnya terjadi pertarungan. Pemburu itu akhirnya berubah ke wujud aslinya, Dewa Siwa. 
Dewa Siwa terkesan dan kagum atas keberanian Arjuna. Lalu, Dewa Siwa menganugrahkan senjata pada Arjuna, sebuah anak panah  yang nanti digunakannya dalam perang Baratayudha. Anak Panah tersebut dalam pewayangan disebut Pasupati, sedangkan di versi aslinya Pashupatastra, (Pashupati sendiri adalah nama lain Dewa Siwa yang artinya "Lord of All Animals" - Dewa nya para binatang).
Selain keteguhan hati dan kegigihan itu.... Arjuna juga punya kemauan. Dia serius belajar ilmu memanah sama Resi Drona, makanya Resi Drona seneng banget, ada murid yang benar - benar niat. Akhirnya beliau mengangkat Arjuna jadi muridnya dan tidak akan mengangkat murid selain Arjuna dalam hal ilmu memanah ini.
Itulah yang aku suka dari Arjuna. Dia punya keteguhan hati, kegigihan dan kemauan keras. Bukan hanya kemampuan saja. Kalau kemampuan, seseorang mau kemampuannya sebaik apapun, tapi dia malas - malasan tidak mau mengasahnya, ya jadi menguap deh kemampuannya, ngambek karena tidak diasah. 
sumber tulisan :  
http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna
http://dianelrachma.blogspot.com/2013/01/pesona-arjuna.html
http://pujagita.blogspot.com/2012/09/arjuna-dan-pasopati.html
2. Tumbler dan novel
Ajen Angelina
Saya suka twis ending dalam cerita mininya.


Filosofi Panah
Kekasihku berzodiak sagitarius dan dia tak percaya ramalan.
“Kau tahu nggak kalau sagitarius itu lambangnya laki-laki yang sedang memanah? Itu artinya kalian yang berzodiak sagitarius akan selalu merencanakan sesuatu dengan matang seperti pemanah yang membidik sesuatu dengan seksama sebelum melepaskan anak panah dari busurnya .” Aku berkata suatu hari. Dia sedang berbaring di pangkuanku. Cahaya lampu  kamar menerangi hidung mancung, bibir tipis, dan rahangnya yang tegas. Wajahnya selalu membuat dadaku disesaki perasaan hangat dan kagum. Mata cokelatnya bertemu mataku. Aku bisa merasakan dia mendesah kesal.
“Aku tidak peduli, Sayang. Bagiku zodiak hanyalah alat yang dibuat manusia untuk  tidak melulu bergantung pada takdir. Membuat manusia tidak bertanya tentang kehidupan. Seolah-olah sifatku yang suka berpikir lama sebelum mengambil keputusan karena zodiakku padahal kau tahu sendiri riwayat hidupku bagaimana. Orang tua yang cerai, istri sialan yang meninggalkanku, sahabat yang membawa lari uang dan istriku.”  Dia mendesah lagi sebelum melanjutkan, “Kalau tak ada kau, aku akan mati.” matanya berkaca-kaca. Aku membungkuk dan mencium dahinya. Dia menggenggam tanganku.
“Istrimu gila karena telah meninggalkanmu. Aku takkan mungkin meninggalkanmu. Kau tahu itu.” Dia tidak membalas perkataanku, hanya menggenggam tanganku lebih erat. Kami terdiam untuk beberapa saat.
“Namun kau benar tentang sesuatu, ” katanya kemudian. Aku mengerutkan kening ke arahnya.
“Tentang apa?”
“Tentang sagitarius dan panah. Secara harafiah maksudku bukan secara kiasan seperti perkataanmu. Aku suka memanah, tetapi bukan karena zodiakku sagitarius. Saat berumur tujuh tahun ayahku mengajarkanku memanah dan aku menyukainya sampai sekarang.” Dia mengangkat jempol kanannya, ada bekas luka di buku jarinya. “Ini akibat gesekan terlalu sering dengan tali busur dan anak panah.” Aku tersenyum.
“Apa yang kau sukai dari memanah?”
“Memanah selalu membuatku puas apalagi kalau bisa membidik tepat di tengah papan panahan. Kau tahu filosofi memanah?” Kini dia bangkit dari tidurnya dan duduk berhadapan denganku.
“Huh, katanya kau tidak percaya zodiak.” Aku mencibir. Dia tertawa.
“Sayang, filosofi dan zodiak berbeda. Filosofi menceritakan arti sedangkan zodiak memburamkan arti.” Aku tertawa.
“Ceritakan padaku!” ujarku.
“Kau tahu sebelum seorang pemanah menarik busur dia harus mundur beberapa langkah. Semakin dia mundur semakin akurat tembakan anak panah mengenai saasaran. Begitu juga hidup,  kita harus mengambil langkah mundur untuk mengumpulkan energi agar apa yang kita rencanakan berhasil.” Dia tersenyum sumringah.
“Kau menerapkan filosofi memanah padaku?” Dia mengernyitkan kening.
“Kau selalu melangkah mundur ketika aku membicarakan pernikahan. Apakah itu pertanda kau ingin mengumpulkan waktu agar kita menikah di waktu yang tepat?” Wajah kekasihku berubah merah. Dia berdiri dan membelalakkan matanya.
“Kau! Siapa kau memintaku menikahimu?  Kau pikir aku mau menikah denganmu, hah?” suaranya melengking histeris.
“Aku pikir kau….”
“Diam perempuan brengsek.  Kalian semua sama saja. Merengek minta dinikahi kemudian saat bosan kabur dengan laki-laki lain.” Dia mencengkram kedua bahuku. “Kau ingin bernasip sama seperti istriku dan selingkuhannya? Kupanah mereka tepat di dada.” Dia menghempaskan tubuhku ke lantai.
“Perempuan bangsat!” Dia mulai menendang tubuhku bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka. Seorang pria berjas putih dan beberapa pria lain berseragam putih masuk.
“Pak Joko Anda tak apa?” Pria berjas putih mendekat. Kekasihku memandang mereka semua.
“Aku sedang memberi pelajaran pada perempuan sialan ini.” Dia menunjuk ke arahku. Para pria itu menatap ke arahku dengan bingung.
“Tidak ada siapa-siapa di sana,” ujar pria berjas putih. Kekasihku tak peduli dan terus menendangku dengan kasar.
“Suntikan dia obat penenang!” perintah laki-laki berjas putih sebelum aku jatuh pingsan.  Besok aku akan kembali sadar dan menemui kekasihku lagi. Aku mencintainya dan akan terus memintanya menikahiku.
Tamat…

3. Tumbler dan novel
Erick E Pramono
Saya suka gambarnya dan sangat sesuai dengan tema novel Kaliluna : Luka di Salamanca



4. Jam dinding dan novel
Vivi Puji Wihartanti
Gambarnya sangat telaten dan digambar secara manual. Salut.

  Selamat untuk para pemenang. Terus berkarya!

1 komentar: