Selasa, 19 Februari 2013

KETIKA SASI BERTANYA



cerpen ini pernah dimuat di majalah Femina edisi 4 tahun 2013. Selamat membaca.



“Kapan sih bunda dan bapak menikah? Tanggal berapa?” Tanya Sasi. Aku yang semula menggosok bagian punggungnya dengan sabun antiseptik hampir saja menjatuhkan sabunnya. Rasanya lidah ini tiba-tiba tumbuh tulang hingga kaku dan membuatku bisu. Tak ada yang bisa kukeluarkan dari bibirku. Aku hanya bisa mengguyur tubuh mungilnya dengan air dan berharap Sasi tidak mengejar jawabannya.

Pagi Putih





Pagi itu kebaktian gereja pertama di awal tahun. Aku merasa kota ini menjadi putih. Padahal sebenarnya tidak seputih di negeri salju. Hanya saja hujan terus menerus turun. Lupa berhenti. Jalanan menjadi blur. Kelabu nyaris putih. Mungkin aku terlalu berlebihan. Mungkin isi kepalaku yang putih sehingga mengacaukan pandanganku. Atau mungkin karena suasana Natal masih kental.  Yah, Natal identik dengan putih kan? Jika ada merah dan hijau itu pasti gara-gara pengaruh dari desaigner baju Sinterklas.

EMAIL UNTUK NAWANG (2)





Mereka beli kucing Persia seharga 2 juta.  Edan!

Masih ingat kan dengan tetanggaku sepasang suami istri yang dua-duanya jadi guru? Arif dan Diana? Mereka sudah menikah selama tiga tahun tapi belum punya anak. Seharusnya mereka mengadopsi anak bukannya membeli kucing mahal yang tidak tahu tata karma itu. Harusnya kamu melihatku saat mengusir Pisi dari sofa kesayanganku dengan cara yang halus. Oh ya, nama kucing pesek itu Pisi. Aku kadang lupa memanggilnya dengan Pesing, tapi aku lebih sering pura-pura lupa jika namanya Pisi.  Aku tidak enak jika mengusirnya dengan cara kasar sebab takut kedengaran tetanggaku. Mereka sayang banget dengan Pisi sampai-sampai Diana sering memanggilnya dengan nduk. E alah.

Email Untuk Nawang



Email Untuk Nawang

Nawang, kamu bangga menjadi ibu rumah tangga? Bekerja seharian di rumah dan mengawasi anak-anak? Kamu bisa bilang wah itu pekerjaan mulia yang tak kenal cuti libur tapi kamu tak bisa menuntut. Menjadi ibu? Itu peran terseksi. Atau kamu mungkin akan berpendapat bahwa pekerjaan tanpa upah ini sebenarnya mempunyai cek kasat mata yang bisa dicairkan di surga. Aku tahu kamu akan mengatakan hal ini sebab kamu perempuan yang paling mellow yang pernah kukenal.