Selasa, 23 September 2014

Dibalik Layar Book Trailer “Kamera Pengisap Jiwa"

Setelah berulangkali rencana syuting gagal akhirnya hari Rabu, tanggal 17 September, rencana syuting book trailer Kamera Pengisap Jiwa berhasil dilakukan. Jam 15.30 Nova, ponakan saya yang juga bertugas mengambil gambar sudah berada di rumah dengan memboncengkan Monik (pemeran Anabel). Demi menghayati perannya Monik memendekkan poninya agar terlihat seperti anak kecil. Monik sudah membawa perlengkapannya yaitu sebuah boneka Teddy Bear.

                “Saya punyanya cuma boneka ini, Tante. Nggak punya boneka yang menyeramkan,” katanya.
                “Nggak apa-apa, kan nanti yang seharusnya menyeramkan hantunya. Bukan bonekanya,” jawabku sambil melirik Nova. Yah, selain dia bertugas sebagai pengambil gambar, editor, Nova juga berperan sebagai hantu Arumi Sheena. Kasian banget dia! Seharusnya kamera yang dibawa Monik adalah kamera polaroid. Karena tidak dapat pinjaman akhirnya cuma pakai kamera saku. Warnanya pink pas dengan kostum Monik.
Setelah bersiap-siap saya menyuruh mereka membaca skenarionya yang ternyata mengalami perubahan di lapangan. Kami mengambil syuting di dua tempat yaitu di halaman rumah dan di TK Little Star, sekolah anak saya. Saat syuting di halaman rumah yang paling heboh sendiri tentunya Kaka, anak saya. Dia berlari ke sana kemari dengan harapan bisa masuk di kamera. Duh, rempong juga nih. Untung ayahnya sudah ada di rumah jadi dia bisa diam saat syuting berlangsung. Kami hanya mengambil gambar di rumah selama sepuluh menit lalu langsung cabut ke TK. Untung si Kaka mau dibujuk supaya tidak ikut. Soalnya itu kan TK dia, bisa-bisa nggak jadi syuting tapi malah nungguin dia main prosotan.

                Suasana di TK cukup lengang. Saya cukup bersyukur sebab suasannya pas dengan yang saya harapkan. Daun-daun kering yang berjatuhan kelihatan mistis saat ditiup angin. Nova tidak melewatkan kesempatan itu dan segera mengambil gambarnya. Nah, sekarang yang repot adalah saat membuat ayunan bergerak sendiri. Saya sudah menyiapkan benang jahit untuk menarik ayunan. Harapan saya benang itu tidak akan kelihatan di kamera. Pengambilan gambar dilakukan berulang kali untuk adegan ayunan yang bergerak sendiri. Nova selalu kecewa sebab benangnya tetap kelihatan. Akhirnya saya menyuruhnya mengambil gambar ayunan di bagian bawah dan saya menarik ayunannya dengan benang dari atas. Hasilnya ayunan tidak bergerak maju mundur tapi melingkar. Hehehe. Dan di penghujung “cut” benangnya langsung putus. Dasar Amatir! Hahahaha.
                Pada waktu adegan jungkat-jungkit saya bertugas mengangkat jungkat-jungkitnya agar bergerak sementara Monik duduk di sana. Duh ternyata si Monik berat juga. Rasanya kaya angkat barbel. Eh tapi Monik cantik kok. Besok kalau bikin trailer kamu main lagi ya. #Ngarep Soalnya Monik ini selain berperan sebagai Anabel dia juga pernah jadi Kaliluna untuk  trailer book “Kaliluna : Luka di Salamanca”. Sudah pernah lihat trailernya? Cek di sini.http://www.youtube.com/watch?v=qRrphevpWH8
                Pada scene terakhir di TK kami sempat kecewa sebab baterai kamera habis. Untung Nova sudah mengambil semua scene di TK. Kami pun disambut Kaka yang masih bersemangat ingin ikut syuting. Ayahnya segera mengajak Kaka naik sepeda supaya tidak mengganggu jalannya syuting. Dia lebih memilih dibonceng sepeda unta daripada lihat kami syuting. Syukurlah.
                Baterai kamera dicharge selama Nova mempersiapkan dirinya untuk jadi hantu. Rambutnya yang panjang dan ikal rupanya sangat membantu penampilannya. Karena waktunya mepet jadi kami menggunakan jurus ala kadarnya yaitu tanpa make up dan wajah tinggal ditutupi rambut saja. Nova memakai kostum baju terusan yang dulu dipakainya waktu SD. Hah serius kamu No? Masa baju SD masih muat padahal kamu sudah kelas 2 SMA. Tapi Nova memang mungil banget kalau berdiri dekat tantenya ini bisa dikira Hagrid bersanding dekat Hermione. Hehehe.

                Pengambilan gambar hantu Arumi Sheena akhirnya dilakukan. Nah karena kameramennya baru jadi hantu maka saya gantian yang mengambil gambar. Biasanya kalau syuting sudah selesai sutradaranya akan bilang “Cut! Bungkus!” tapi syuting book trailer "Kamera Pengisap Jiwa" diakhiri dengan kalimat “Yah, baterainya habis lagi! Yo wis cut wae!” Dan tentunya setelah itu adalah time for selfie. Kayaknya bagian yang ini temanya sangat cocok dengan novelnya.

                Akhirnya semua sudah selesai. Nova juga sudah mengedit videonya. Meskipun syutingnya agak acak adut namun tidak dengan trailernya. Manis dan creepy. Ada sprei merah ikut menampakkan diri. Hiyy!..Ayo tonton di sini http://youtu.be/N8S7bEVFYaM



3 komentar:

  1. Aku udah baca mbak Kamera Pengisap Jiwanya. Serem deh bayangin vilanya pak Harta Wijaya itu

    BalasHapus
  2. yeay terimakasih Siregar Khairunnisa.

    BalasHapus
  3. Aku udah baca bukunya mbak. Sekali baca, nggak mau ditunda-tunda. Sukses terus!

    BalasHapus