Kamis, 20 November 2014

MELUKIS LUKA








Grace melemparkan remah kue kering ke dalam kolam ikan. Sekumpulan ikan mas melahapnya dengan ganas, tanpa menyisakan sisa. Seekor ikan mas bergaris hitam di punggung terlambat dalam pergulatan itu. Pelan dia berenang menuju karang buatan.
            “Hei Belang, kamu kurang cepat hari ini. “
        Grace mencelupkan jarinya di permukaan kolam. Belang memasukkan badannya ke dalam lengkung karang. Bersembunyi.

Kamis, 06 November 2014

TARIAN HUJAN (Tamat)



Saat malam menjelang aku dan Moon memanjat loteng rumah yang jika musim panen selalu penuh dengan jagung kering. Dari jerjak kayu yang mengarah ke depan, kami bisa memerhatikan jalanan desa yang lengang tanpa ada yang tahu. Loteng itu sangat gelap. Kami hanya diam saja sambil membaui sisa jagung kering yang telah lama tak lagi menyumpal loteng ini. Tanah desa kami sekarang hanya mau menumbuhkan belukar yang tak berguna. Para penduduk malas bercocok tanam sebab emas di pegunungan lebih menguntungkan.

Selasa, 04 November 2014

Bulan Biru di Mata Savira



Savitri baru saja menurunkan kameranya saat terdengar keributan di belakang kelas. Kepalanya menoleh dengan ragu-ragu. Lagu band pembuka sudah terdengar di kejauhan. Seharusnya Savitri harus segera ke panggung untuk melaksanakan tugasnya tapi keributan itu lebih memancing rasa penasarannya.

Kesepakatan di Musim Panas



Aku akan menghabiskan akhir minggu ini layaknya seorang pencuri. Maksudku bukan dalam artian sebenarnya. Hanya saja aku harus bersikap hati-hati karena aku ingin menghindari seseorang. Percayalah dia layak untuk dihindari dan dia tidur di depan kamar kosku. Jadi, kunci dari sukses petualanganku hari ini dimulai dari membuka pintu kamar. Aku harus melakukannya secara hati-hati.