Selasa, 12 Mei 2015

PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY MISTERI PATUNG GARAM




Sebelum Kiri Lamari menebak siapa pembunuh Kiandra saya mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada semua pembaca novel Misteri Patung Garam yang telah memberikan apresiasi yang luar biasa dan juga para peserta blog tour yang telah setia mengikuti dari awal sampai akhir. Peserta puncak blog tour Misteri Patung Garam lumayan banyak.
Ada yang jawabannya benar namun analisisnya salah. Ada jawaban yang lucu. Kali ini saya menilai analisis jawaban yang paling mendekati dugaan Kiri Lamari. Untuk itu kita simak lanjutan ceritanya

            Kiri Lamari menatap Doni, Fani, Kania, dan Farhan secara bergantian. Kenes dan Ireng berdiri di dekat pintu kamar mandi.
            “Apakah sebelumnya Kiandra pernah melakukan percobaan bunuh diri?”
            “Ya, dia sempat melakukannya dua kali. Yang pertama dia sempat memotong nadinya namun untung Fani menemukannya tepat waktu. Lalu yang kedua Kiandra pernah overdosis obat-obatan. Jika Fani tidak menemukannya tepat waktu nyawanya pasti tak terolong,” jawab Kania. Kiri melirik Fani yang tertunduk.
            “Sekarang Anda juga yang menemukan Kiandra pertama kali?” Tanya Kiri pada Fani. Perempuan itu mendongakkan wajahnya lalu menggumamkan kata “ya” dengan pelan.
            “Kamu sangat dekat dengan Kiandra?” selidik Kiri.
            “Ya tentu saja. Kiandra sangat tergantung dengan saya. Jika dia ingin memutuskan sesuatu hal dia pasti bertanya pada saya. Sayangnya dia tak pernah menanyakan pendapat saya jika dia hendak bunuh diri. Dan sekarang saya terlambat. Dia sudah mati,” kata Fani dengan nada gemetar.
            “Apa menurutmu dia bunuh diri?”
            Fani menatap Kiri dengan tatapan tak berdaya,”Dia pernah melakukannya dan aku takkan kaget jika dia melakukannya lagi.”
            Kiri gantian menatap Farhan yang masih memegang bahu Fani.
            “Bisnis apa yang akan kalian buat?”
            “Kami masih membuat rencana. Ada dua pilihan yaitu membuka restoran atau toko online.”
            “Jadi buku-buku itu semua milik Kiandra?”
            Farhan mengangguk,”Kiandra mencoba belajar.”
            Kenes maju ke depan,”Jadi bagaimana mungkin seseorang yang sedang semangat belajar tiba-tiba bunuh diri?”
            “Pertanyaan yang bagus, Kenes,” kata Kiri.
            Kania menatap Kiri tak percaya,”Maksudmu dia dibunuh?”
            Kiri hanya mengedikkan bahu,”Apakah kalian tahu ada pertengkaran sebelumnya? Mungkin Kiandra sedang bersitegang dengan seseorang?”
            Farhan melepaskan tangannya dari bahu Fani. Dahinya mengerut,”Kemarin aku sempat melihat Doni dan Kiandra sedang ribut di parkiran hotel. Tapi aku hanya melihatnya dari jauh.”
            “Lalu bagaimana Anda memastikannya jika mereka sedang ribut?”
            “Kiandra menunjuk-nunjuk wajah Doni dengan jarinya dan dia menepis tangan Doni saat berusaha memegang bahunya. Mereka terlihat gusar.”
            Kiri berjalan kea rah Doni,”Bisakah Anda jelaskan apa yang dilihat saudara Farhan?”
            Laki-laki yang sudah rapi dengan setelan jas mahal itu menghela napas panjang,”Saya menyuruh Kiandra untuk berdiri di depan untuk mendampingi Kania tapi dia menolak. Dia pikir saya sengaja membuatnya ditertawakan orang banyak padahal maksud saya tidak begitu. Saya hanya ingin Kiandra juga bahagia di hari pertunangan kami, bahwa dia adalah bagian dari keluarga.
            “Jadi bukan karena hal lain?”
            “Maksud Anda?”
            “Cinta segitiga misalnya.”
            “Hah, Anda menuduh saya ada affair dengan Kiandra?”
            “Bukan Kiandra, tapi Fani.”
            Semua orang yang ada di ruangan itu menatap Fani, meminta jawaban.
            “Ini menggelikan. Anda tidak punya bukti,” protes Fani.
            “Saya kira Kiandra menyuruh Doni membatalkan pertunangan sebab dia mencium gelagat buruk. Kiandra tidak ingin saudaranya terluka akibat perselingkuhan itu dan dipermalukan di depan orang banyak.”
            “Anda sudah di luar batas,” seru Doni.
            “Benar, saya tahu siapa tunangan saya dan dia tidak akan melakukan semua itu,” imbuh Kania meradang.
            Kiri mengacungkan lembaran kertas dan kartu remi tiga hati dengan titik hitam dari spidol.
            “Surat ini terlihat aneh bagi saya sampai saya melihat hubungan antara kartu remi dengan surat. Namun sepertinya ini bukanlah surat, sobekannya terlihat buru-buru. Seperti disobek dari buku. Saya pikir tulisan ini berasal dari buku harian Kiandra. Dia termasuk orang yang menyembunyikan hal sebenarnya dengan kode. Dia tahu suatu hari nanti seseorang mungkin membaca buku hariannya sehingga ia perlu menyembunyikan kebenaran perasaan atau pikirannya. Semacam rahasia yang disembunyikan di balik rahasia. Seseorang tahu kebiasaan Kiandra, tentunya dia pasti dekat dengannya. Dialah yang menyobek bagian ini dan membuangnya ke tempat sampah beserta kunci pemecahannya. Kartu remi ini kuncinya. Tanda titik itu bisa mengacu pada kalimat. Lalu saya menandai kata ketiga yang ada pada tiap kalimatnya. Hasilnya sungguh luar biasa. Surat ini adalah sebuah kode. Sebuah sandi. Saya sudah tahu siapa pembunuhnya. Satu di antara kalian.”
            Suasana menjadi tegang. Kiri menyuruh Kenes mendekatinya,”Coba garis bawahi kata ketiga pada tiap kalimat di surat ini lalu bacakan.”
            Kiri menyerahkan sapu tangan untuk Kenes. Gadis itu membungkus tangannya dengan sapu tangan lalu meraih kertas itu. Dia tahu dia tak boleh merusak barang bukti. Dengan cekatan Kenes menandai kata ketiga dari kalimat di surat itu.
            “Aku sudah selesai,” kata Kenes
            “Sekarang bacakan.”
            “Jangan bertindak bodoh, Kania. Kania sudah tahu hubungan gelap Doni dengan Fani. Kania hancur dan akan nekat. Aku menemukan obat tidur dalam tas Kania. Dia akan membunuh Fani.”
            Kania mundur beberapa langkah dan menggelengkan kepala,”Itu tidak masuk akal.”
            “Kamulah pembunuhnya, Kania. Sebenarnya kamu merencanakan membunuh Fani namun Kiandra sudah mengendusnya. Kamu menjadi bingung dan mencoba membungkam Kiandra lebih dulu.,” kata Kiri.
            “Tidak!” seru Kania
            “Kamu membuatnya terlihat sebagai bunuh diri. Sebelumnya kamu menidurkannya dengan obat tidur lalu menyeretnya ke dalam bath tub, menenggelamkannya.”
            “Doni ingin mengumumkan pertunangannya dengan Fani, bukan denganku. Kalian lihat kenapa si jalang itu memakai baju yang lebih indah dariku? Apapun kulakukan untuk menghentikan pesta pertunangan ini. Seharusnya Fani yang tenggelam di sana bukan Kiandra. Sayangnya, Kiandra merengek-rengek padaku untuk menghentikan niatku. Dia menyuruhku menghadapi kenyataan. Hah kenyataan tai kucing. Aku takkan membiarkan si Jalang itu merebut semua yang seharusnya jadi milikku.”
            Tiba-tiba Kania meraih botol gelas di dekat mini bar lalu berlari ke arah Fani. Kenes bertindak cepat. Dia menangkap tangan Kania dan memuntirnya ke bagian punggungnya. Jurus mengunci itu sangat dikuasainya. Sementara itu Ireng bertindak tak kalah cepat. Dia menubruk Fani, mencoba menghindarkannya dari serangan Kania. Kiri yang melihatnya mengangkat alisnya.
            “Lumayan juga kalian.”


            Nah, ada beberapa orang yang sudah menjawab benar antara lain Eni Lestari, Bimo Rafanda, Yeppun Arpah, Etika Setya, Alika Cynnthia, Kinudang Baskoro, Ariansyah ABO, Ananda Nur Fitriani. Tapi saya harus memutuskan dua orang saja yang berhak atas dua hadiah yang sudah saya siapkan dengan cara mengundi nama peserta yang menjawab benar. Dan pemenangnya adalah:

            Pemenang satu berhak mendapat jam dinding, Novel MPG, novel saya yang lain dan gantungan kunci : Bimo Rafanda

            Pemenang kedua berhak mendapat tumbler, novel MPG, novel saya yang lain, dan gantungan kunci.  : Ananda Nur Fitriani

            Sila mengirim alamat lengkap beserta no telepon  ke email ruwi_m@yahoo.com
            Selamat untuk para pemenang. Bagi yang belum beruntung, jangan kecewa karena tanggal 25 Mei nanti akan ada blog tour novel terbaru saya Days Of Terror.

Salam




           


4 komentar:

  1. Terimakasih mbak :D data diri segera meluncur =))

    BalasHapus
  2. Selamat ya buat para pemenang. Saya belum beruntung =)

    BalasHapus
  3. Weleh-weleh, Mbak Ruwi ini tidak teliti membaca nama saya :3

    Omong-omong, selamat buat pemenang! :D

    *menunggu 25 Mei 2015 :3

    BalasHapus
  4. Oh jd begitu toh

    walo gak menang, puas saya nebak2 hahaha

    BalasHapus