Minggu, 03 Mei 2015

Apakah TWIST Wajib Hukumnya?




Di bulan Mei yang muram seorang pemuda memutuskan untuk membunuh kekasihnya gara-gara kekasihnya yang manis dan berkulit cokelat tua itu tidak mau ikut dengannya pindah di sebuah kota yang lebih sepi.
Wanita itu berkata padanya lebih baik putus daripada wanita itu harus meninggalkan kota Jakarta yang telah memberikannya karir dan kesenangan. Cinta mati pemuda kepada wanita itu membuatnya buta. Lebih baik membungkam wanita itu dalam maut daripada dia harus merana melihat kekasihnya menemukan pemuda lain. Malam harinya saat pemuda itu sedang berpikir cara melenyapkan kekasihnya tiba-tiba seorang sahabat mengajaknya minum di sebuah klub malam. Pemuda itu mabuk dan melupakan rencananya. Dia pulang dengan naik taksi lalu jatuh tertidur di rumah kontrakannya. Keesokan harinya kekasihnya ditemukan mati karena menenggak sianida. Sang pemuda merasa terpukul. Dia tidak ingat sama sekali apa yang terjadi semalam. Namun di lain pihak dia menemukan botol sianida di rumah kontrakannya dalam keadaan sudah kosong. Apakah malam itu, tanpa disadarinya, dia telah membunuh kekasihnya? Akhirnya pemuda itu menyerahkan diri kepada polisi. Dia merasa mungkin dia yang membunuh kekasihnya sendiri. Penyelidikan berlangsung dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Bukan pemuda itu yang membunuh kekasihnya tapi wanita itu bunuh diri dengan menenggak sianida. Kasus selesai dan pemuda tetap patah hati.

Apakah kau merasa hendak melempar cerita itu ke dalam tong sampah lalu berteriak-teriak mana twist yang agung itu? Endingnya memang dipelintir tapi mana kesenangannya? Bagaimana mungkin seorang wanita yang begitu mandiri, punya karir dan merasa senang dalam hidupnya tiba-tiba bunuh diri? Sebagai pembaca kau mungkin merasa dicurangi. Lalu kau mulai berteriak-teriak lagi. Hei, ini novel misteri. Seharusnya  Twisted Ending itu harus hadir di sini dan membuat kami para pembaca terbengong-bengong.

Apakah semua novel horor, misteri, dan thriller harus memiliki twist ending? Apakah twist itu wajib hukumnya?
Twist ending tidak wajib namun plot yang memiliki twist itu perlu. Kau bisa memilih dua hal dibawah ini untuk genre novel misteri
1.Pelakunya sudah ditebak pada awal novel
2.Pelakunya baru bisa ditebak di akhir novel (twisted ending)

Dua-duanya bisa diolah menjadi novel yang menarik. Semua tergantung dari bagaimana kau membangun twist dalam plot yang kau buat. Twist sendiri adalah pembalikan tokoh, persepsi, motif, plot, tujuan, yang bisa membuat pembaca terkejut. Namun ingat twist yang baik bisa membodohi pembacanya tanpa merasa dicurangi. Jika kau ingin menulis twist yang membuat pembacamu puas maka ada beberapa hal yang harus kau perhatikan :

1.Twist harus masuk akal dan dapat diterima

Seorang mantan polisi yang cacat kakinya sudah lama tidak bergelut dalam dunia penyelidikan kriminal. Dia sudah memutuskan untuk menjauhi dunianya yang dulu dan mencoba hidup tenang. Namun suatu hari putrinya yang kuliah di kota, mati dan menjadi korban dalam sebuah pembunuhan berantai. Mantan polisi itu keluar dari dunianya yang tenang dan mulai menyelidiki kasus pembunuhan putrinya.

Masuk akal saja mantan polisi yang lama pensiun akhirnya bersikap menjadi detektif kembali karena ada alasan yang masuk akal di sini. Putri kesayangannya terbunuh. Akan sangat berbeda jika korban itu bukan orang yang dekat secara emosional dengannya. 

2.Jangan membuat twist yang berlebihan

Sebuah rumah yang penuh hantu meneror penghuninya, sebuah keluarga yang tadinya hangat dan ceria. Mereka dihantui dan membuat mereka saling membunuh. Hingga pada akhirnya tinggal satu saja yang tersisa yaitu si anak bungsu. Tak ada yang bisa menyelamatkannya karena hantu-hantu itu juga menginginkan jiwanya. Saat dia sudah terjebak tiba-tiba muncul dinosaurus berwarna merah jambu yang membawanya lari dan menyelamatkannya dari kejaran hantu.

Kau sudah menetapkan sejak awal novelmu adalah novel horor jadi jangan mencoba mengubahnya menjadi cerita fantasi. Dinosaurus dan hantu bukan kombinasi yang baik. Twist yang berlebihan hanya akan membuat pembacamu merasa sia-sia membaca novelmu. Untuk itu konsistensi genre novel harus dipatuhi.

3.Jangan buat twist yang absolut

Sebuah twist yang absolut hanya akan membuat novel terkesan tidak natural dan dipaksakan. Twist absolut artinya tidak ada clue yang ditinggalkan pada awal cerita sehingga kesan twist terasa mendadak dan kaku. Petunjuk kecil yang ditebarkan pada awal cerita berguna untuk membangun twist yang natural. Pembaca akan mulai berasumsi dan menebak-nebak sehingga saat twist utama muncul mereka menyambutnya seperti menyambut nomor lotere. 

4.Jangan buat twist dengan pola sama

Seorang pembunuh berantai membunuhi korbannya dengan pola yang sama. Dari korban satu sampai korban kelima tidak ada yang berubah. Pembaca bisa menebak bagaimana pembunuhan selanjutnya terjadi. Cerita bisa diprediksi dan menjadi membosankan. Pada saat itu mulailah mengubah plot misalnya, pembunuh berantai itu menculik kekasih sang detektif. Sang Detektif harus berpacu melawan waktu untuk menyelamatkan kekasihnya.

5.Buatlah outline 

Novel misteri dengan twist membutuhkan sebuah peta. Buatlah outline yang detail sehingga kau tahu kapan memberikan petunjuk kecil, kapan memunculkan twist kecil sampai twist utama. Penulis harus sudah tahu ending apa yang diharapkannya. Jika penulis menginginkan sebuah twisted ending maka dia harus memberikan banyak alibi (clue) bagi tokoh-tokohnya agar pembaca mulai banyak berasumsi. Tapi ingat penulis harus memberikan fakta yang logis, bukan sesuatu yang ambigu. Tujuannya agar saat twist muncul semua menjadi masuk akal dan bisa diterima. Saat Pembaca sudah benar-benar yakin mereka berjalan pada asumsi yang dipercaya benar, Boom! Pada saat itu penulis membelokkan mereka pada jalan lain yang tak terduga. Semua ini bisa dilakukan asal semua jalinan cerita harus dipastikan sangat logis. Sehingga pembaca merasa tidak dicurangi. 

Lalu bagaimana membuat novel misteri yang pelakunya sudah bisa ditebak di awal novel tetap menjadi novel yang menarik? Misteri Patung Garam masuk dalam kategori yang pelakunya sudah bisa ditebak. Ini layaknya kita membeli sebuah puzzle. Kau sudah tahu gambar apa yang nantinya harus kau susun. Biasanya dalam boks puzzle itu sudah terpampang gambar hasil akhirnya. Namun kenapa permainan puzzle tetap saja menarik? Sebab hasil akhirnya itu telah dipecah-pecah dalam potongan-potongan kecil. Setiap potongan akan menimbulkan sensasi yang meluap saat bersambung dengan potongan lain. Di sinilah novel dengan kategori ini bekerja. Yang diutamakan adalah proses bagaimana plot bekerja. Meski bukan termasuk novel dengan twist ending dalam artian pelakunya mudah tertebak namun novel seperti ini tetap membutuhkan twist kecil dalam permainan plotnya. Agar lebih menarik maka sebuah plot yang penuh simpangan-simpangan manis membutuhkan karakter-karakter tokoh yang kuat dan tak terlupakan. Di sinilah peran tokoh Ireng, Kenes, Saut, sangat dibutuhkan untuk mendukung tokoh utamanya Kiri Lamari. 

J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar