Rabu, 03 Desember 2014

RAHASIA HUJAN

Jika cinta membutakan mata dan membuat gila
Penulis: Adham T. Fusama
Genre: Novel Teenlit-Thriller
Penerbit: Moka Media, 2014

Format: Paperback, 272 halaman, 12,7 x 19 cm
Penyunting: J. Fisca
Penata Letak: Indarto Widhi Putranto & J. Fisca
Pendesain Sampul: Fahmi Fauzi
ISBN: 979-795-857-4

                Ada murid baru yang datang dari negeri Jepang di kelas Pandu. Namanya Anggi. Dia cantik tetapi misterius. Sikapnya dingin dan penuh rahasia. Pandu sebagai teman yang duduk di sebelah Anggi merasa berkewajiban untuk memperkenalkan seisi sekolah pada Anggi. Karena kebaikan Pandu diam-diam Anggi menaruh hati pada Pandu. Sayangnya Pandu sudah berpacaran dengan Nadine. Mereka adalah pasangan serasi di sekolah. Itu.
            Anggi sangat menyukai gambar teru-teru bozu. Pada setiap kesempatan dia selalu menggambar boneka itu seakan boneka itu menjadi tanda tangannya. Dalam kebudayaan Jepang boneka teru-teru bozu yang digantung akan menangkal hujan. Anggi tidak pernah suka dengan hujan. Dia juga tidak suka berteman. Anggi selalu menjauh dan selalu sendiri. Keengganan Anggi untuk berteman membuatnya dijauhi oleh teman-temannya. Hanya Pandu yang masih mau mendekatinya.
            Di malam tahun baru, Anggi menyiapkan rencana yang tidak akan pernah dilupakan oleh teman-teman sekelasnya, terutama Pandu dan Nadine. Rencana ini ada kaitannya dengan cintanya pada Pandu dan boneka teru-teru Bozu.
            Saya memiliki ekspetasi tinggi terhadap novel kedua Adham. T. Fusama. Dari kavernya saya sudah memiliki ketertarikan apalagi novel ini menjanjikan thriller, salah satu genre yang saya sukai. Pada beberapa lembar halaman pertama saya sudah membayangkan ending yang menarik. Sayangnya saya sedikit kecewa. Saya kira Anggi akan membuat seluruh teman-temannya menjadi boneka teru-teru bozu dan menggantungnya di pohon. Secara visual itu sangat artistik dan creepy. Oke, memang imajinasi saya jadi liar. Tapi untuk memperhalus kekerasan dalam novelnya bisa saja digambarkan tehnik menggantung tanpa mematikan si korban. Misal Anggi menalikan talinya di perut korban, bukan pada bagian leher. Ekspetasi saya langsung hancur ketika Anggi yang setelah mencekoki teman-temannya dengan obat tidur hanya menumpuk mereka di dalam gudang. Padahal saya sudah membayangkan Pandu akan histeris dan panik mencari Nadine di antara puluhan teru-teru bozu yang digantung.
            Ritme novel dengan genre thriller dalam Rahasia Hujan kurang cepat. Meskipun narasi yang dipaparkan Adham cukup menarik namun sebenarnya kurang menyuguhkan kecepatan adrenalin dalam diri pembaca. Karakter Pandu dan Nadine sangat sempurna dalam novel ini. Mereka terlihat sangat baik hati sekali. Apalagi Nadine yang sama sekali tidak memiliki kecemburuan di saat Anggi nempel terus dengan Pandu. Karena begitu sempurnanya , tokoh Pandu yang seharusnya menjadi kunci cerita menjadi mudah terlupakan sebab tidak memberi kesan apa-apa.
            Cerita sebenarnya sudah berakhir saat Pandu berhasil menumbangkan Anggi, namun kesannya menjadi bertele-tele dan memberi kesan berlebihan pada karakter Pandu. Hal itu dikarenakan  endingnya diperpanjang tanpa meninggalkan pertanyaan besar-khas novel thriller-. Saya maklum mungkin Adam ingin memberi pesan tentang bagaimana pentingnya bimbingan psikologis untuk para korban sehingga memilih ending yang diperpanjang.
Ketegangan novel ini seharusnya terletak pada malam tahun baru itu. Di sinilah peran besar Anggi sebagai psikopat justru dimainkan. Tadinya saya membayangkan Anggi akan membuat permainan yang akan meneror teman-temannya. Pada momen inilah Pandu dan teman-temannya dihadapkan pada perjuangan untuk keluar dari permainan yang bahaya. Lagi-lagi saya kecewa sebab pada adegan malam tahun baru tidak terlalu difokuskan. Yang terjadi kemudian klimaknya hanya sebentar tanpa didahului dengan klimak-klimak kecil. Proses suspense dalam novel ini menjadi kurang berhasil.
            Meski begitu saya memiliki harapan agar Adham menulis lagi cerita-cerita thriller lainnya. Dan untuk novel ini saya memberi 2,8 dari 5 bintang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar