1. Jam dinding dan novel
Indri Tedja
alasannya ulasannya tentang Arjuna memberi banyak pengetahuan dan menampilkan panah dari sisi dunia wayang. Bahasanya sederhana dan enak dinikmati. Berikut tulisannya
Ahli Memanah nya Pandawa : Arjuna.
Iya, Arjuna.... mumpung sekarang lagi booming di TV, Arjuna hahaha...
wayang Arjuna versi Solo sumber |
http://dianelrachma.blogspot.com/2013/01/pesona-arjuna.html
Arjuna ini satria penengah nya Pandawa, maksudnya dia ini anak tengah di
Pandhawa, adik dari Yudhistira dan Bima, serta kakak dari Nakula -
Sadewa, cuma beda ibu sih, Ibu Yudhistira, Bima, Arjuna itu Dewi Kunti.
sementara Nakula - Sadewa, anak dari Dewi Madrim.
Secara 'biologis', Arjuna adalah anak dari Dewa Indra.... ini karena
kutukan Resi Kindama terhadap Prabu Pandu. Diceritakan Pandu memanah
rusa yang tengah bermesraan, ternyata Rusa tersebut adalah Resi Kindama
yang tengah bermesraan dengan istrinya, Prabu Pandu pun terkena kutukan
tidak dapat berhubungan intim dengan kedua istrinya lagi........ cerita
selanjutnya, kelahiran Pandawa dan sebagainya, kalau kalian mendalami
Mahabarata atau nonton serialnya di salah satu TV swasta pasti tahu
sendiri kan?
Nah, yang mau aku omongin disini adalah Arjuna sendiri. Satria satu ini
banyak fans dari kalangan wanita. Bahkan, versi serial TV pun,
pemerannya paling ganteng, jadi banyak fans! Dalam versi pewayangan,
Arjuna disebut sebagai lelananging jagat..... istrinya banyak,
selain dua istri yang terkenal dong ya : Sembadra dan Srikandi (dalam
versi pewayangan, dalam versi India istri Arjuna : Subhadra, termasuk
juga Drupadi yang menjadi istri kelima Pandawa). Lalu bidadari -
bidadari kahyangan juga.
Seringkali Arjuna disebut sebagai simbol 'playboy', gara - gara banyak istri tadi... ih, kalau playboy kan gak pernah sampai dinikahin!
Seringkali Arjuna disebut sebagai simbol 'playboy', gara - gara banyak istri tadi... ih, kalau playboy kan gak pernah sampai dinikahin!
Arjuna terkenal karena ganteng, karena istrinya banyak. Padahal ada
aspek lain yang menarik dari Arjuna ini. Arjuna pemanah yang handal.
Pesaingnya yang terberat adalah Karna, Adipati Karna, Basukarna.
Kakaknya beda ibu, anak Dewi Kunti dari Dewa Surya.
Aku suka Karna, karakter yang menurutku paling 'abu - abu' di Mahabarata. Tapi soal hero hero nan, aku
suka Arjuna. Kenapa? Soalnya dia ini satria yang benar - benar gigih.
Sudah begitu, dia paling tabah dan mampu menjalankan pengasingan dan
pengembaraannya dengan teguh. Dia pernah dibuang selama bertahun -
tahun, karena masuk ke kamar Drupadi dan Yudhistira untuk mengambil
senjata busur Gandewa nya yang disimpan di sana. Padahal Drupadi saat
itu jadi hak Yudhistira dan Pandawa yang lain tidak boleh ganggu dengan
masuk ke kamar. Dalam versi asli kan Drupadi jadi istri dari kelima
Pandawa, aturannya Drupadi selama setahun jadi milik salah satu Pandawa,
yang lain tidak boleh ganggu, kalau ganggu harus dapat hukuman,
diasingkan. Maka dari itu Arjuna lalu diasingkan, karena 'mengganggu'
Drupadi dan Yudhistira. Kemudian Arjuna menjalankan pengembaraan dalam
pengasingannya, hukumannya dengan sabar dan sungguh - sungguh.
Lalu, waktu Arjuna memohon senjata. Arjuna terlebih dulu bertapa di
Indrakila, kediaman sang ayah, Dewa Indra. Tapa nya benar - benar
serius, dia tidak mempan diganggu oleh para bidadari cantik. Atas hal
ini, Dewa Indra memberikan senjata sakti pada Arjuna. Lalu, setelah itu,
Arjuna bertapa memuja Dewa Siwa. Dewa Siwa lalu menguji Arjuna dengan
mengirim Babi Hutan, untuk menyeruduk, mengganggu tempat Arjuna bertapa.
Arjuna lalu melepas anak panahnya, memanah babi hutan tersebut. Dewa
Siwa, menyamar sebagai pemburu lalu juga memanah babi hutan, ternyata
anak panah yang ada di tubuh babi hutan tersebut hanya ada satu panah
saja, bukan dua. Padahal keduanya memanah babi hutan. Maka, Arjuna pun
merasa kalau pemburu itu cuma mengklaim babi hutan hasil buruannya....
nggak terima dong, akhirnya terjadi pertarungan. Pemburu itu akhirnya
berubah ke wujud aslinya, Dewa Siwa.
Dewa Siwa terkesan dan kagum atas keberanian Arjuna. Lalu, Dewa Siwa
menganugrahkan senjata pada Arjuna, sebuah anak panah yang nanti
digunakannya dalam perang Baratayudha. Anak Panah tersebut dalam
pewayangan disebut Pasupati, sedangkan di versi aslinya Pashupatastra, (Pashupati sendiri adalah nama lain Dewa Siwa yang artinya "Lord of All Animals" - Dewa nya para binatang).
Selain keteguhan hati dan kegigihan itu.... Arjuna juga punya kemauan.
Dia serius belajar ilmu memanah sama Resi Drona, makanya Resi Drona
seneng banget, ada murid yang benar - benar niat. Akhirnya beliau
mengangkat Arjuna jadi muridnya dan tidak akan mengangkat murid selain
Arjuna dalam hal ilmu memanah ini.
Itulah yang aku suka dari Arjuna. Dia punya keteguhan hati, kegigihan
dan kemauan keras. Bukan hanya kemampuan saja. Kalau kemampuan,
seseorang mau kemampuannya sebaik apapun, tapi dia malas - malasan tidak
mau mengasahnya, ya jadi menguap deh kemampuannya, ngambek karena tidak
diasah.
sumber tulisan :
http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna
http://dianelrachma.blogspot.com/2013/01/pesona-arjuna.html
http://pujagita.blogspot.com/2012/09/arjuna-dan-pasopati.html
Ajen Angelina
Saya suka twis ending dalam cerita mininya.
Filosofi Panah
Kekasihku
berzodiak sagitarius dan dia tak percaya ramalan.
“Kau tahu nggak
kalau sagitarius itu lambangnya laki-laki yang sedang memanah? Itu artinya
kalian yang berzodiak sagitarius akan selalu merencanakan sesuatu dengan matang
seperti pemanah yang membidik sesuatu dengan seksama sebelum melepaskan anak
panah dari busurnya .” Aku berkata suatu hari. Dia sedang berbaring di
pangkuanku. Cahaya lampu kamar menerangi hidung mancung, bibir
tipis, dan rahangnya yang tegas. Wajahnya selalu membuat dadaku disesaki
perasaan hangat dan kagum. Mata cokelatnya bertemu mataku. Aku bisa merasakan
dia mendesah kesal.
“Aku tidak
peduli, Sayang. Bagiku zodiak hanyalah alat yang dibuat manusia untuk
tidak melulu bergantung pada takdir. Membuat manusia tidak bertanya tentang
kehidupan. Seolah-olah sifatku yang suka berpikir lama sebelum mengambil
keputusan karena zodiakku padahal kau tahu sendiri riwayat hidupku bagaimana.
Orang tua yang cerai, istri sialan yang meninggalkanku, sahabat yang membawa
lari uang dan istriku.” Dia mendesah lagi sebelum melanjutkan, “Kalau tak
ada kau, aku akan mati.” matanya berkaca-kaca. Aku membungkuk dan mencium
dahinya. Dia menggenggam tanganku.
“Istrimu gila
karena telah meninggalkanmu. Aku takkan
mungkin meninggalkanmu. Kau tahu itu.” Dia tidak membalas perkataanku, hanya
menggenggam tanganku lebih erat. Kami terdiam untuk beberapa saat.
“Namun kau
benar tentang sesuatu, ” katanya kemudian. Aku
mengerutkan kening ke arahnya.
“Tentang apa?”
“Tentang
sagitarius dan panah. Secara harafiah maksudku bukan secara kiasan seperti
perkataanmu. Aku suka memanah, tetapi bukan karena zodiakku sagitarius. Saat
berumur tujuh tahun ayahku mengajarkanku memanah dan aku menyukainya sampai
sekarang.” Dia mengangkat jempol kanannya, ada bekas luka di buku jarinya. “Ini
akibat gesekan terlalu sering dengan tali busur dan anak panah.” Aku tersenyum.
“Apa yang kau
sukai dari memanah?”
“Memanah selalu
membuatku puas apalagi kalau bisa membidik tepat di tengah papan panahan. Kau
tahu filosofi memanah?” Kini dia bangkit dari tidurnya dan duduk berhadapan
denganku.
“Huh, katanya
kau tidak percaya zodiak.” Aku mencibir. Dia tertawa.
“Sayang,
filosofi dan zodiak berbeda. Filosofi menceritakan arti sedangkan zodiak
memburamkan arti.” Aku tertawa.
“Ceritakan
padaku!” ujarku.
“Kau tahu
sebelum seorang pemanah menarik busur dia harus mundur beberapa langkah. Semakin dia mundur semakin akurat tembakan anak panah
mengenai saasaran. Begitu juga hidup, kita harus mengambil langkah mundur
untuk mengumpulkan energi agar apa yang kita rencanakan berhasil.” Dia
tersenyum sumringah.
“Kau menerapkan filosofi memanah
padaku?” Dia mengernyitkan kening.
“Kau selalu melangkah mundur ketika
aku membicarakan pernikahan. Apakah itu pertanda kau ingin mengumpulkan waktu
agar kita menikah di waktu yang tepat?” Wajah kekasihku berubah merah. Dia
berdiri dan membelalakkan matanya.
“Kau! Siapa kau memintaku
menikahimu? Kau pikir aku mau menikah denganmu, hah?” suaranya melengking
histeris.
“Aku pikir
kau….”
“Diam perempuan
brengsek. Kalian semua sama saja. Merengek minta dinikahi kemudian saat
bosan kabur dengan laki-laki lain.” Dia mencengkram kedua bahuku. “Kau ingin
bernasip sama seperti istriku dan selingkuhannya? Kupanah mereka tepat di
dada.” Dia menghempaskan tubuhku ke lantai.
“Perempuan bangsat!” Dia mulai menendang tubuhku bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka. Seorang pria berjas putih dan beberapa pria lain berseragam putih masuk.
“Perempuan bangsat!” Dia mulai menendang tubuhku bersamaan dengan itu pintu kamar terbuka. Seorang pria berjas putih dan beberapa pria lain berseragam putih masuk.
“Pak Joko Anda
tak apa?” Pria berjas putih mendekat. Kekasihku memandang mereka semua.
“Aku sedang
memberi pelajaran pada perempuan sialan ini.” Dia menunjuk ke arahku. Para pria
itu menatap ke arahku dengan bingung.
“Tidak ada
siapa-siapa di sana,” ujar pria berjas putih. Kekasihku tak peduli dan terus
menendangku dengan kasar.
“Suntikan dia obat penenang!”
perintah laki-laki berjas putih sebelum aku jatuh pingsan. Besok aku akan
kembali sadar dan menemui kekasihku lagi. Aku mencintainya dan akan terus
memintanya menikahiku.
Tamat…
3. Tumbler dan novel
Erick E Pramono
4. Jam dinding dan novel
Vivi Puji Wihartanti
Gambarnya sangat telaten dan digambar secara manual. Salut.
Selamat ya utk para pemenang :)
BalasHapus