An-chan : Siapa namamu?
Oshin : Oshin
Anchan : Namamu Oshin? Kata Shin
dari Oshin itu artinya percaya. Atau Shin yang berarti kebenaran. Shin juga
punya arti harapan. Kata “Tuhan” juga terdiri dari suku kata Shin. Kau memiliki
nama yang bagus. Kalau kamu lemah namamu akan sia-sia.
Masih ingat serial film Oshin awal tahun 80-an di TVRI? Serial ini
cukup populer dengan jumlah serial sebanyak 297 episode. Masa kecil saya
dipenuhi dengan obrolan tetangga tentang serial ini. Ada yang geram, ada yang
menangis, dan ada yang tersenyum. Serial Oshin merupakan adaptasi dari sebuah
novel yang menceritakan kisah nyata Kazuo Wada seorang pengusaha sukses yang
memiliki jaringan supermarket pada masa Meiji. Kisah ini akhirnya dibuat versi
film layar lebarnya pada tahun 2013 yang lalu. Film ini hanya mengangkat
sepenggal masa kecil Oshin yang menyedihkan. Musik pengiringnya sama dengan
serial Oshin sehingga membuat saya terlempar ke masa kecil. Baru dengan
musiknya saja sudah mengharu biru.
Artis cilik yang memerankan Oshin
adalah Kokone Hamada yang berhasil mengalahkan 2471 aktris cilik lainnya dalam
sebuah audisi. Film ini disutradarai oleh Shin Togashi. Dalam 30 menit pertama
akan susah sekali menahan airmata. Paling tidak untuk orang setegar karang
dadanya akan terasa nyesek. Saya jamin. Meski alurnya lambat namun justru
mempertajam dramatisasi dan tragedi dalam film ini.
Oshin Tanimura tinggal bersama adik,
kakak, nenek, dan orangtuanya di sebuah desa kecil dan miskin. Kehidupan mereka
sangat memprihatinkan. Ayahnya terpaksa menyuruh Oshin untuk bekerja di kota
sebagai pengasuh bayi. Oshin yang taat kepada orangtua segera berangkat meski
berat meninggalkan keluarganya. Neneknya memberi sekeping uang sebagai tanda
keberuntungan dan Oshin menyimpannya. Di kota Oshin bekerja dengan giat di
sebuah keluarga yang keras padanya. Namun Oshin tak patah semangat. Hingga dia
dituduh mencuri uang majikannya. Saat digeledah mereka menemukan sekeping uang
yang diberikan nenek Oshin. Majikannyapun mengusir Oshin.
Di tengah badai salju Oshin berjalan
tak tentu arah hingga langkahnya membawanya ke pegunungan. Oshin tak kuat dan
ambruk. Saat pingsan dia ditemukan oleh seorang bekas tentara yang bersembunyi
di gunung. Dia menyelamatkan Oshin dan membawanya ke gubuknya. Ketika Oshin
sadar Anchan, bekas tentara itu menyruhnya pulang namun Oshin tidak mau.
Akhirnya An-chan bersedia menampung Oshin. Selama Oshin hidup bersama An-chan,
laki-laki itu mengajarinya membaca. Hingga tiba saatnya Oshin harus pergi.
An-chan memberikannya harmonica kesayangannya kepada Oshin. Di tengah dinginnya
salju Anchan menggendong Oshin menuju kota. Di lereng gunung mereka bertemu
dengan segerombolan tentara yang curiga dengan An-chan. Mereka terpaksa
menembak An-chan sebab laki-laki itu berusaha melarikan diri.
Oshin kembali ke kampung halamannya
namun justru ayahnya menamparnya. Oshin terpaksa merantau lagi ke kota. Di sana
Oshin mencoba peruntungannya dengan melamar kerja di keluarga kaya. Oshin
bersikeras bekerja di keluarga kaya itu. Kekerasan niat Oshin membuat nenek
keluarga itu terketuk. Oshin diterima bekerja di sana dengan melakukan
pekerjaan apa saja: bersih-bersih, memasak, dan mengasuh bayi. Suatu hari Oshin
tergerak hatinya saat melihat buku di atas meja. Oshin membawanya dan membacanya.
Kaiyo putrid keluarga itu menuduh Oshin mencuri buku itu. Oshin berusaha
menjelaskan jika dia hanya ingin membacanya. Lalu dia membuktikan jika dia bisa
membaca. Semua orang terkejut sebab Oshin yang berasal dari keluarga miskin dan
tak sekolah bisa membaca. Hal ini menimbulkan iri hati bagi Kaiyo yang belum
bisa membaca padahal dia bersekolah.
Suatu hari Kaiyo mefitnah Oshin dan
merusakkan harmonica pemberian An-chan. Namun akhirnya Kaiyo mengakui
kesalahannya dan menyesal. Diapun bersahabat baik dengan Oshin. Suatu hari saat
Oshin berjalan-jalan dia bertemu dengan ibunya yang sedang melacur. Betapa
hancur hati Oshin. Dia tak tahu ibunya terpaksa melakukan itu untuk membeli
obat bagi nenek yang sakit keras. Oshin tak bisa menerima kenyataan itu. Dia
tak mau menemui ibunya yang memohon padanya untuk kembali sebab nenek sakit.
Majikannya menyuruh Oshin untuk pulang namun Oshin tidak mau. Di saat Oshin
akhirnya pulang dia menerima kenyataan pahit jika neneknya sudah meninggal.
Adegan yang paling berkesan bagi
saya saat An-chan membacakan buku berjudul “Kematian. Saya suka bagian yang
dibacakan An-chan untuk Oshin.
Tidak ada artinya
jika kau mati
Semua biru setelah
kematianmu
Tak ada artinya
setelah kau mati
Aku akan menjadi
pisau
Aku akan terus bertahan
hidup sampai ajal menjemput